Infoteratas.com - Situs Geevv.com sempat lumpuh beberapa waktu lalu. Menurut Azka Asfari Silmi salah satu pendiri Geevv, kelumpuhan itu terjadi lantaran tingginya lalu lintas yang datang ke situsnya.
Tingginya lalu lintas ini menurutnya bisa jadi dipengaruhi oleh santernya berita terkait akan digunakannya Geevv sebagai alternatif pengganti Google oleh FPI. Gagasan ini sempat diungkap oleh salah satu anggota FPI, mantan Sekjen DPD FPI Jakarta, Novel Bamukmin pekan lalu (22/12).
"Ketika berita dari salah satu media naik, memang sempat tidak bisa diakses dan aksesnya tinggi. Mungkin karena berita tersebut, jarkom yang sudah muncul sebelumnya atau hal lain," kata Azka saat dihubungi CNNIndonesia.com melalui pesan singkat, Rabu (27/12).
Azka memperkirakan bahwa kenaikan lalu lintas yang mengakses situsnya saat itu naik 3-4 kali lipat. Meski demikian, menurut Azka lonjakan traffic sudah terjadi bahkan sebelum berita soal rekomendasi Geevv ramai diberitakan.
Berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com, pencarian terkait Geevv sudah mengalami lonjakan sejak tanggal 3 Desember 2017.
Sementara ketika ditanya alasan situs Geevv yang sampai tak bisa dialses, Azka berkilah hal itu terjadi karena server Geevv yang sedang dirapihkan. Sehingga, situs jadi lebih rapuh dan mudah lumpuh.
Tak hanya lumpuh karena tingginya akses pengguna, situs yang bermotto "Geeving while searching" (memberi sambil melakukan pencarian) ini juga sempat dijajal oleh beberapa pihak dengan serangan DDoS.
"Ada beberapa pihak yang mencoba melakukan tes-tes terhadap web kami dan bahkan melakukan serangan DDoS," lanjutnya.
Serangan DDoS (Distributed Denial of Service) sendiri adalah serangan yang dilakukan dengan membanjiri traffic ke suatu situs tertentu menggunakan bot. Traffic buatan ini membuat situs lumpuh dan tak dapat diakses oleh pengguna 'sebenarnya'.
Geevv.com sendiri merupakan satu dari tiga aplikasi yang direkomendasi Novel usai akun FPI diblokir Facebook. Dua aplikasi alternatif lainnya yakni Redaksitimes sebagai pengganti Facebook dan Callind sebagai pengganti Whatsapp. (eks/CNNIndonesia.com)