Infoteratas.com - Keluarga F, alumni SMAN 3 Lamongan membenarkan soal surat yang dikirim kepada mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Surat ini dikirimkan sebagai 'curhat' F karena ijazahnya ditahan di sekolah.
Kakak kandung F, Rochima mengatakan adiknya adalah salah satu fans Ahok. Rochima juga menyebut F juga menjadi pemenang lomba puisi saat Ahok pertama kali masuk penjara.
Di halaman terakhir puisi tersebut, kata Rochima, adiknya 'curhat' tentang kondisi keluarganya dan mengaku kalau ijazahnya tidak bisa keluar.
"Kebetulan setelah 3 bulan surat adik saya yang berupa puisi tersebut dibalas sama Ahok," kata Rochima kepada wartawan saat ditemui di rumahnya, Jl. Kusuma Bangsa Lamongan, Selasa (2/1/2017).
Pihak kaluarga juga membenarkan bahwa tunggakan F sebesar Rp 2 juta adalah uang gedung yang belum dilunasi. Atas tunggakan itu F tak dapat membubuhkan cap tiga jari di ijazahnya.
"Yang katanya ijazah gratis, itu hanya omong kosong pihak sekolahan. Adik saya tidak bisa membubuhkan tiga jari lantaran masih memiliki tanggungan di sekolahan," terang Rochima.
Bahkan, demi bisa mengeluarkan ijazah F, orang tuanya nekat meminjam uang ke koperasi dan dijanjikan bisa dicairkan bulan Januari ini. Setelah berkirim surat ke Ahok, keluarga F diminta mengirimkan nomor rekening untuk pelunasan tunggakan tersebut.
"Surat dari Pak Natael, stafnya Pak Ahok, meminta pihak keluarga meminta rekening sekolah, untuk melunasi tunggakan F agar ijazahnya bisa keluar," jelasnya.
Dulu, kata Rochima, ia pernah berkomunikasi dengan wali kelas F untuk berusaha mengambil ijazah adiknya. Namun, kata Rochima, dia diminta melunasi tunggakannya terlebih dahulu jika ingin ijazahnya bisa keluar.
"Saya pernah komunikasi dengan wali kelasnya, melalui WA (WhatsApp)," aku Rochima.
Setelah mendapat surat dari Ahok, F dan Rochima pun menghadap ke sekolah dan bertemu dengan kepala sekolah SMAN 3 Lamongan. Oleh kepala sekolah, kata Rochima, ijazah adiknya langsung diberikan dan kepala sekolah hanya berkata 'wis gak atek ngene-ngenean, Bu, aku wis percoyo (sudah gak pakai begituan bu, saya sudah percaya, red).
Hal itu dikatakan kepala sekolah ketika Rochima mencoba menunjukkan surat dari Ahok. "Surat yang dikirimkan oleh adik saya itu pun dibuat tanpa sepengetahuan orang tua saya, dan saya sendiri juga tidak tahu," katanya. (detik.com)