Keajaiban yang pertama kata Amien, yakni kemenangan Korea Selatan atas Jerman dengan skor 2-0 di babak kualifikasi grup Piala Dunia Rusia 2018 ini. Hal ini di luar dugaan karena Jerman adalah juara bertahan. Tim berjuluk Panser itu pun dipaksa pulang dengan muka tertunduk.
"Itu keajaiban pertama. Korea Selatan sukses meneku Jerman 2-0, itu luar biasa," ujar Amin Rais di Universitas Bung Karno (UBK), Jakarta, Jumat (29/6).
Kemudian untuk keajaiban yang kedua terjadi pada gelaran Pilkada serentak yang digelar 27 Juni lalu. Menurutnya ada partai besar yang jumawa. Namun hasilnya partai besar itu kalah telah. Sehingga partai besar yang dahulu sesumbar itu nyata-nyatanya tidak terbukti.
"Tapi di mana-mana kalah, itu pun kalau dihitung kembali tidak sesuai yang disampaikan oleh elite partai besar itu," katanya.
Oleh sebab itu ada pelajaran yang paling berharga supaya tidak sesumbar. Padahal kenyataanya semuanya ditentukan oleh Allah. Karena tanpa adanya izin Allah pasangan itu tidak akan menang di pilkada.
Lantaran banyaknya calon partai besar yang kalah di beberapa provinsi di Indonesia, Amien berpandangan kondisi ini makin menunjukkan rakyat menginginkan adanya pergantian Presiden Indonesia di 2019.
"Jadi kalau lihat hasil dari pilkada kemarin, maka peluang 2019 ganti presiden makin terbuka," ungkapnya.
Oleh sebab itu, Amien Rais berpesan kepada Prabowo Subianto dan masyarakat yang ingin ganti presiden, agar perlu membenahi apa yang selama ini dianggap kurang. Sebab, keadilan harus merata ke semua lapisan masyarakat. Jangan ada membeda-bedakan.
"Prabowo dan kita harus bisa menawarkan demokrasi bukan diskriminatif seperti sekarang ini. Keadilan hukum tidak ada, kecil dikejar, besar dibebaskan, dan ekonomi sebaliknya," ungkapnya.
Lebih lanjut Amien berharap lagu #2019GantiPresiden benar-benar menjadi kenyataan. Terlebih dia menginginkan pemimpin Indonesia di 2019 gagah perkasa.
"Pengennya tahun depan kita punya presiden cerdas dan gagah perkasa," pungkasnya.
[jawapos]