Menurut Hasto, pada putaran terakhir, pasangan Rindu dinilai Hasto menggunakan simbol baju merah milik PDIP. "Meski demikian, pada putaran terakhir ini Pak Ridwan Kamil selalu menggunakan baju merah sehingga itulah yang menyebabkan suara kami juga agak salah satunya tergerus," ujar Hasto kepada wartawan di kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Rabu (27/6).
Hasto mengakui suara PDIP tergerus beberapa persen dari suara asli Jabar sebanyak 17 persen. Itu setelah perolehan suara TB Hasanuddin-Anton berdasarkan hitung cepat mendapat 14 persen.
"Dari survei memang suara dari PDIP 17 persen suara the original supporter dan untuk itu strong point kita itu 14 persen masih bisa dijaga oleh paslon Pak TB yang menunjukkan loyal supporter dari PDIP tetap solid di Provinsi Jawa Barat tersebut," ujar Hasto.
Hingga pukul 16.00 WIB, beberapa lembaga yang menggelar perhitungan cepat menempatkan pasangan Rindu di posisi pertama. Berdasarkan hasil quick count Litbang Kompas, Rindu meraih perolehan suara sebnayak 32,85 persen dengan persentase sampel 87,25 persen. Sementara itu, di Indobarometer, pasaggan Rindu juga unggul dengan capaian 32,03 persen, dengan data 75 persen yang sudah masuk.
Penjabat Gubernur (Pj) Jawa Barat M Iriawan menilai, pada tahun ini tingkat partisipasi masyarakat dalam menyalurkan hak pilihnya di Pilkada Jabar meningkat. Dari persentase partisipasi sebesar 63 persen pada pilkada sebelumnya, tahun 2018 menjadi 72 persen.
"Alhamdulillah seluruhnya berjalan lancar, partisipasi masyarakat meningkat. Kalau direkap lebih dari 72 persen. Yang jelas meningkat dibandingkan pilkada sebelumnya (Pilkada Jawa Barat 2013)," ujar Iriawan sehabis melakukan video conference Desk Pilkada Jawa Barat dengan KPU kabupaten/kota se-Jawa Barat di Gedung Sate Bandung, Rabu (27/6).
Iriawan mengatakan, tingkat partisipasi Pilkada Jawa Barat pada 2013 hanya 63 persen. Ia memperkirakan meningkatnya partisipasi pemilih di Jawa Barat pada pilkada serentak 2018 salah satunya karena masifnya sosialiasi. [rol]