"Terlalu cepet nyerah, kapal Malaysia hilang aja Mahatir itu begitu jadi Perdana Menteri langsung bikin kontrak dengan perusahaan baru untuk mencari itu kapal Malaysia," kata Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (3/7).
Menurutnya, Indonesia seharusnya mampu menyewa kapal selam untuk mencari para korban. Sebab, kata dia, Indonesia mampu membiayai perhelatan dunia.
"Angkatan laut kita jagoan-jagoan di lautan. Berhenti baru sebentar. Ongkosnya berapa sih yang dikeluarin, baru bikin Asian Games triliunan buat orang nonton bikin itu ulang tahun IMF ama World Bank triliunan juga kita habiskan, ini 160 rakyat Indonesia ilang kita berhenti coba. Banyangkan," ungkapnya.
Fahri menambahkan, masih banyak warga yang berharap sanak keluarganya ditemukan. Baik itu dalam bentuk jasad ataupun barang yang kala itu di bawa hanya sekedar untuk mengenang korban.
"Karena orang masih berharap pingin ketemu paling tidak mungkin bekas tasnya, atau apanya orang pengen liat bekas sisa yang hilang itu. Ini lain, tutup aja tutup aja enggak boleh " ucapnya.
Sebelumnya, Tim SAR Gabungan telah menemukan bangkai KM Sinar Bangun pada kedalaman 450 meter di dasar Danau Toba. Basarnas menyiapkan dua opsi, evakuasi atau tabur bunga di lokasi.
"Jadi ini masih rencana ya, apakah ini akan dilakukan pengangkatan atau tabur bunga dan mendoakan korban. Ini ada dua opsi," ujar Budiawan, Kepala Kantor SAR Medan, Jumat (29/6). [merdeka]