"Doakan Ustaz Somad istiqamah jadi ustaz sampai mati. Ini ada dunia pendidikan dan dakwah, biarkan Ustaz Somad fokus pendidikan dan dakwah saja," katanya disambut tepuk tangan dari peserta tabligh akbar.
Hal tersebut diungkapkan Ustaz Abdul Somad sebelum memulai tausiyahnya di Auditorium Unissula, sembari mengatakan pernyataan itu untuk menjawab pertanyaan dari wartawan yang belum sempat dijawabnya sebelum acara itu. Forum Ijtima Ulama yang digagas Gerakan Nasional Pengawal Fatwa merekomendasikan ulama asal Riau itu menjadi calon wakil presiden (cawapres) mendampingi Prabowo Subianto pada pilpres 2019.
Berkaitan dengan forum ijtima ulama yang merekomendasikan namanya sebagai salah satu cawapres pendamping Prabowo, Ustaz Somad menegaskan tetap menghormati apa yang sudah menjadi hasil forum ijtima ulama itu. "Para ulama ijtima, santri-santri, memberikan rekomendasi, kita hormati, kita muliakan, dan kita doakan," kata sosok kelahiran Silo Lama, Sumatra Utara, 18 Mei 1977 itu, di depan jamaah tabligh akbar.
Dalam kesempatan itu, Ustaz Abdul Somad mengaku terkesan dengan sambutan saat tiba di Kota Semarang karena ternyata disambut oleh kepolisian dan TNI seperti pejabat penting saja sekelas wakil presiden. "Kota Semarang ini luar biasa, yang menyambut TNI dan Polri, disambut seperti calon wakil presiden saja," kelakarnya yang disambut tawa hadirin, termasuk Kapolda Jateng Irjen Pol Condro Kirono yang hadir.
Namun, dia langsung menegaskan tidak maksud untuk menjadi cawapres, seraya kembali melanjutkan tausiyahnya dalam tabligh akbar bertema "Islam Rahmatan lil alamin, Multikulturalisme, Keislaman, dan Keindonesiaan".
Ustaz Somad justru mengajak generasi muda, khususnya kalangan mahasiswa, yang hadir untuk menggapai cita-citanya yang disebutkannya berpeluang untuk mengisi enam paket jabatan negara. "Ada anggota legislatif kabupaten, kota, provinsi, pusat, Dewan Perwakilan Daerah (DPD), presiden, dan wakil presiden. Ada peluang enam paket yang bisa kalian isi," katanya.
Kalau merasa mampu, kata dia, tidak ada salahnya mencoba peluang tersebut, tetapi jika masih merasa belum mampu, generasi muda masih mempunyai hak pilih yang harus digunakan dengan sebaik-baiknya. "Kalau mampu, calonkan diri kalian. Kalau tidak mampu, kalian masih punya suara untuk memilih. Nanti, ketika mencoblos kertas pada 2019 (pemilu dan pilpres), ingat kalian sedang memilih pemimpin," katanya.
Sumber: antara