Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengungkapkan hal tersebut terjadi di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Sabtu (29/9). Lumpur yang muncul dari permukaan tanah menyebabkan bangunan dan pohon amblas.
"Munculnya lumpur dari permukaan tanah yang menyebabkan amblasnya bangunan dan pohon di Kabupaten Sigi dekat perbatasan Palu akibat gempa 7,4 SR adalah fenomena likuifaksi (liquefaction). Likuifaksi adalah tanah berubah menjadi lumpur seperti cairan dan kehilangan kekuatan," cuit Sutopo melalui akun Twitter resminya.
Sutopo juga menampilkan video di akun Twitternya. Melalui video tersebut, dapat dilihat pohon dan bangunan yang bergerak karena munculnya lumpur.
Munculnya lumpur dari permukaan tanah yang menyebabkan amblasnya bangunan dan pohon di Kabupaten Sigi dekat perbatasan Palu akibat gempa 7,4 SR adalah fenomena likuifaksi (liquefaction) Likuifaksi adalah tanah berubah menjadi lumpur seperti cairan dan kehilangan kekuatan. pic.twitter.com/uxTODECMEX— Sutopo Purwo Nugroho (@Sutopo_PN) September 29, 2018
Sutopo mengatakan usai gempa di Sigi, terjadi fenomena penggemburan tanah. Akibatnya pondasi bangunan roboh yang menyebabkan amblas.
"Itu karena adanya likuifaksi. Saat gempa terjadi fenomena penggemburan tanah dimana tanah menjadi seperti lumpur atau cairan sehingga kehilangan kekuatan dan tegangan tanah. Hal ini yang menyebabkan sering pondasi rumah roboh," ucap Sutopo.
(detik)