Ia mengatakan aksi serupa tak akan terlaksana di rezim lain, seperti di Korea Utara atau negara yang belum sepenuhnya menganut demokrasi. “Jadi hanya di negara-negara yang demokratis lah aksi-aksi serupa bisa terlaksana,” ujar Raja Juli pada konferensi pers di Media Center Jokowi-Ma’ruf, Jalan Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Senin 3 Desember 2018.
Ia menyatakan bangga pada pemerintahan Jokowi yang membuka akses pada masyarakat untuk mengekspresikan apa yang diinginkan, dan menyampaikan yang dipikirkan. Raja Juli pun mengatakan Jokowi merupakan sosok yang dekat dengan Islam, terutama dengan gerakan Islam arus utama.
Namun ia menyayangkan terkait adanya dugaan pelanggaran kampanye dalam aksi reuni tersebut. Ia pun mengatakan sempat kecewa terhadap pernyataan salah seorang komisioner Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) yang terlalu tergesa menyatakan tak ada kampanye terselubung.
Ia kecewa karena komisioner Bawaslu itu hanya menyaksikan aksi melalui televisi, dan membuat pernyataan sepihak mengatasnamakan Bawaslu. “Tanpa melihat fakta-fakta dan laporan di lapangan tapi kemudian langsung melakukan sebuah keputusan politik,” kata dia.
Sekretaris Jenderal Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ini menambahkan, ia tetap menyerahkan sepenuhnya kepada Bawaslu soal ini. Ia mengharapkan Bawaslu dapat menjadi wasit yang adil, serta bertindak secara cermat, teliti dan objektif dalam melihat. “Karena sekali lagi peran Bawaslu sangat sentral dalam proses demokrasi,” ucap dia.(tempo)