Karena lautan manusia di pintu keluar Ponpes, Sandi yang selalu memvideokan pemberi donasi untuk sumbangan dana kampanye agar nama alamat telepon tercatat untuk kelengkapan administrasi, Umi sempat menghilang.
Umi ternyata masih menunggu di ujung jalan. Sandi memintanya mendekat ke mobil. Di sinilah Umi menangis.
"Jangan dilihat dari jumlahnya Pak. Saya Ikhlas untuk Indonesia yang lebih baik," kata Umi sambil menghapus airmatanya dengan kaos yang dipegangnya.
"Kenapa menangis Ibu Umi," tanya Sandi.
Umi tidak bisa berkata-kata lagi.
"Terimakasih Ibu Umi. Ini saya akan berikan kepada Badan Pemenangan Nasional agar tercatat," ucap Sandi, dan Umi pun berlalu.
Dalam kesempatan bersilaturahni dengan Gus Anis, Sandiaga disambut hangat oleh pengasuh ponpes tersebut. Hadir juga Gus Wafi, putera KH Maimoen Zubair, ulama kharismatik dari Pesantren Sarang Rembang. (ts)