"Saya kasih bocoran. Ada wacana Mas Novel Baswedan yang akan menjadi Jaksa Agung, ada wacana Mas Bambang Widjojanto yang jadi Jaksa Agung," kata juru bicara BPN Prabowo-Sandi, Andre Rosiade di kantor Dewan Pers, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Jumat (29/3/2019).
Andre mengatakan Prabowo berkomitmen untuk menghadirkan pemerintahan yang bersih dan berintegritas. Andre menyebut pemilihan Jaksa Agung merupakan hak prerogatif Prabowo jika Ketum Gerindra itu jadi presiden.
"Semua berpulang kepada hak Pak Prabowo sebagai presiden. Tapi yang jelas Jaksa Agung Pak Prabowo adalah orang bersih, yang punya integritas. Tidak mungkin kita menyapu dengan sapu yang kotor," ujar dia.
'Pembocoran' nama-nama itu, kata Andre, merupakan upaya transparansi kepada masyarakat. Dia membantah Prabowo-Sandi melakukan 'politik dagang sapi'.
"Bukan politik dagang sapi, tapi transparansi. Rakyat berhak tahu siapa sih, yang bantu presidennya," tutur Andre.
Sebelumnya, Prabowo sendiri sempat menyebut-nyebut nama Komandan Kogasma Agus Harmurti Yudoyono (AHY) dan mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) sebagai calon menteri jika dirinya menang Pilpres 2019. Hal itu disampaikan Prabowo saat berkampanye akbar di Jawa Barat, Kamis (28/3).
"Kalau gue jadi presiden, mana yang pantes (masuk) di kabinet? Ngapain saya sembunyi-sembunyi? Jangan beli kucing dalam karung. AHY pantes nggak jadi menteri? Jangan karena ganteng aja ya," ucap Prabowo kepada massa pendukung yang hadir.
"Dia (AHY) bisa hidup enak kalau dia mau. Tinggal di luar negeri. Tapi dia lebih memilih mengabdi kepada rakyat dan mengorbankan karier militernya," kata Ketum Gerindra ini.
Satu sosok yang sedikit spesial bagi warga Jabar adalah mantan Gubernur Jabar Ahmad Heryawan. "Aher (Ahmad Heryawan) bagaimana? Dua kali gubernur pantas nggak kalau kita angkat jadi menteri?" tanya Prabowo.
Massa kemudian secara serempak menilai pantas. Suasana juga semakin ramai. "Pantas...!" teriak massa yang hadir. [dtk]