Pria yang kiranya menjadi orator itu mengemukakan bahwa RNA 98 berniat melaporkan Prabowo Subianto bersama rekan-rekannya atas dugaan dalang kerusuhan aksi 21-22 Mei 2019 lalu.
Rekan-rekan yang dimaksud RNA 98, diantaranya adalah Titiek Soeharto, Neno Warisman, Amien Rais, Kivlan Zen dan Fadli Zon, Bachtiar Nasir, Haikal Hassan, Habib Rizieq Shihab.
Ia meminta agar Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian tidak takut untuk memproses hukum mereka semua. Apabila tidak diproses, kelompok RNA 98 mengaku bersiap menyerbu Kertanegara atau kediaman Prabowo Subianto.
“Kapolri adalah jenderal aktif, sementara Prabowo adalah purnawirawan, sehingga jangan takut. Kalau tidak, kami akan serbu Kertanegara,” ujar pria yang mengenakan kacamata hitam itu.
Tak lama berselang, mereka berniat memasuki Gedung Awaloedin Djamin untuk melakukan pelaporan terhadap Prabowo.
Amatan di lokasi, tiga anggota Brimob berpakaian hitam lengkap dengan rompi, helm taktis hingga senjata api laras panjangnya tiba di lokasi.
Ketiganya memasuki Gedung Awaloedin Djamin dan kemudian berjaga di pintu kaca. Jarak ketiganya dengan kelompok RNA 98 yang tengah melapor tak ada sekira 2 meter.
Menurut polisi lain yang tengah berjaga, kehadiran tiga anggota Brimob ini hanyalah pengamanan sesuai SOP lantaran banyaknya anggota kelompok RNA 98. Imbas terburuk adalah kemungkinan adanya kerusuhan dari pelaporan tersebut.
“Penjagaan biasa. Sesuai SOP, jaga kalau ada rusuh-rusuh,” kata polisi yang enggan disebut namanya.
Saat itu ada sebuah kejadian menarik tatkala seorang pria memimpin bernyanyi yang terdengar seperti setengah berteriak. “Tangkap.. Tangkap.. Tangkap Prabowo.. Tangkap Prabowo sekarang juga..,” teriak mereka secara berulang-ulang dengan diiringi tepuk tangan, di depan Gedung Awaloedin Djamin, Bareskrim Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (29/5/2019).