Prediksi yang awalnya bakal bersaing ketat, pasangan kandidat andalan PDIP, yaitu Djarot Saiful Hidayat - Sihar Sitorus justru dalam hitung cepat tertinggal lebih dari lima persen dari pesaing mereka, yaitu pasangan Edy Rahmayadi - Musa Rajekshah.
"Tentang Sumatera Utara, tentang hasilnya memang begitu mengejutkan," kata Hasto di kantor DPP PDI Perjuangan, Jakarta, Rabu 27 Juni 2018.
Atas hasil itu, menurut Hasto, partainya masih mempelajari sejumlah faktor yang menjadi penyebab jarak hasil hitung cepat atas pasangan yang diusung bersama Partai Persatuan Pembangunan ini.
Meski beberapa waktu belakangan, muncul isu identitas menyerang Djarot yang berasal dari luar Sumatera Utara. Kata Hasto, hal itu bukan menjadi penghalang 'Partai Banteng' mengajukan mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut untuk berlaga.
"Mencalonkan Pak Djarot karena kami berbicara tentang Indonesia Raya, Indonesia yang dibangun untuk semua, Indonesia yang dibangun tanpa membeda-bedakan dari aspek suku etnis dan golongan," kata dia.
Berdasarkan hitung cepat yang tergambar dalam berbagai survei, pada pukul 15:01, pasangan Edy- Musa masih unggul 57,08 persen sementara Djarot - Sihar 42,92 persen.
Jumlah itu berdasarkan hitungan lembaga survei Indikator dengan suara sementara yang masuk sebesar 50,67 persen. Lembaga lain, Lingkaran Survei Indonesia, Edy -Musa meraih 54,01 persen dan Djarot -sihar 45,99 persen. [viva]