Sedangkan minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS saat ini di level 71,08 dolar AS per barel. Harga minyak dunia turun karena pasar saham AS tergelincir pada perdagangan Rabu (10/10).
Pengamat dari Energy Watch Mamit Setiawan mengatakan, jika penurunan harga minyak dunia berlangsung stabil hingga beberapa minggu ke depan, maka harga pertamax cs yang baru naik beberapa hari lalu berpotensi turun kembali. “Kita berharap penurunannya akan panjang, dengan begitu harga Pertamax series bisa turun juga,” katanya kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Namun, jika penurunan harga minyak ini hanya sementara dan kembali mengalami kenaikan, kemungkinan besar Pertamina tidak akan melakukan evaluasi harga. Dilanjutkan Mamit, normalnya evaluasi harga Pertamax series dilakukan Pertamina setiap dua minggu.
“Tapi karena berbagai macam pertimbangan dan melihat daya beli, biasanya Pertamina agak lama melakukan penyesuaian harga. Bisa dalam hitungan bulan,” tegas Mamit.
Dia menambahkan, penurunan pertamax cs akan membantu menjaga beli masyarakat karena inflasi terjaga. Sehingga konsumsi tinggi dan perekonomian bisa stabil.
Pengamat Energi Komaidi Notonegoro mengatakan, turun atau tidak harga pertamax cs karena harga minyak dunia merosot tergantung hitungan dari Pertamina. Perusahaan pelat merah itu selalu melakukan evaluasi harga menyesuaikan dengan kondisi harga minyak dunia dan nilai tukar.
“Tapi, kombinasi kalau harga minyak turun dolar melemah ya bisa juga nggak turun,” ujarnya.
Menurut dia, evaluasi harga mestinya dilakukan secara rutin. Tidak seperti saat ini di mana perubahan harganya terlalu lama. Evaluasi berkala tidak akan menimbulkan gejolak di masyarakat.
“Kalau mau naik dinaikkan, kalau turun diturunkan sehingga konsumen terbiasa naik turun,” tutupnya.
Vice President Corporate Communication Pertamina Adiatma Sardjito mengatakan, harga pertamax cs dibentuk oleh harga minyak dunia dan nilai tukar. Namun, harga minyak dunia menjadi penentu terbesar.
“Evaluasinya tiap tiga bulan. Karena kita lakukan pemesanan sekarang sampainya 3 bulan kemudian,” ujarnya.
Menko Perekonomian Darmin Nasution menilai, kenaikan harga pertamax cs memperkuat ketahanan fiskal Indonesia. Buktinya nilai tukar rupiah positif.
Pernyataan Darmin merespons penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Jumat (12/10). Berdasarkan kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), nilai tukar rupiah berada pada level Rp 15.194 per dolar AS atau lebih baik dibandingkan pada Kamis (11/10) yang berada pada level Rp 15.253 per dolar AS.
Darmin mengatakan, pergerakan positif rupiah tidak hanya dipengaruhi oleh kenaikan harga pertamax cs, tetapi juga pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia di Nusa Dua, Bali.