Termasuk pidato Jokowi dalam Opening Anual Metting International Monetary Fund (IMF) & World Bank di Nusa Dua, Bali, Jumat (12/10/2018).
Dala pidatonya, mantan Gubernur DKI Jakarta itu menganalogikan kondisi perekonomian dunia dengan serial Game of Thrones.
Menurut ekonom Dradjad H Wibowo, pidato Joko Widodo itu sejatinya tak memiliki manfaat apapun.
Akan tetapi, ia mengakui bahwa pidato tersebu mampu membuat seluruh peserta bangkit dari kursinya untuk memberikan standing ovation.
“Tapi apakah beliau mengetahui bahwa serial ini banyak mengandung adegan telanjang bulat dan kekerasan?” ujar Drajad kepada JPNN.com (grup pojoksatu.id), Jumat (12/10/2018).
Bagi sebagian orang Barat, lanjutnya, nudity (ketelanjangan) dan kekerasan memang menjadi daya tarik.
“Tapi buat kita?” heran dia.
Selain itu, Dradjad juga mengkritik Jokowi karena mengikuti narasi para menterinya yang sering menyalahkan persoalan global ketika perekonomian nasional bermasalah.
Dradjad lantas menceritakan obrolan koleganya sesama lulusan perguruan tinggi di Australia.
Peraih gelar master dan doktor dari University of Queensland itu lantas menceritakan pertanyaan guyonan dalam grup WhatsApp para lulusan perguruan tinggi di Australia.
Yakni tentang penyebab nlai tukar rupiah anjlok. Jawabannya adalah multiple choice yang semuanya akibat faktor luar negeri.
Di bawahnya ada klip berita menteri-menteri menyebut rupiah anjlok karena Argentina, Yunani hingga krisis semenanjung Korea,” ujar anggota Komisi Keuangan DPR periode 2004-2009 itu.
Selain itu, Drajad juga berkelakar soal pidato Presiden Jokowi yang menyinggung Evil Winter dalam Game of Thrones.
Jokowi menyebut Winter is coming untuk menggambarkan ancaman yang merusak.
Menurut Dradjad, ancaman Evil Winter bisa jadi jawaban ketika pemerintah kehabisan alasan soal rupiah yang terus terpuruk.
“Kalau rupiah makin jeblok bisa menjawab Winter is coming,” tuturnya.
Untuk diketahui, Presiden Joko Widodo menggambarkan serial Game of Thrones dalam pidato Opening Anual Metting International Monetary Fund (IMF) & World Bank di Nusa Dua, Bali, Jumat (12/10/2018).
Serial Game of Thrones itu sendiri diibaratkan untuk menggamabrkan kondisi perekonomian dunia saat ini.
Semua negara dibuat sibuk berseteru demi memperebutkan The Iron Throne.
“Dalam serial Game of Thrones, sejumlah Great Houses, Great Families, bertarung antara satu sama lain untuk mengambil alih kendali The Iron Throne,”
“Mother of Dragons menggambarkan siklus kehidupan,” ujar presiden.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengungkapkan, perebutan kekuasaan antarnegara yang diibaratkan sebagai Great House itu dinilai seperti sebuah perputaran roda.
Satu sisi, Great House itu berjaya, tapi di sisi lainnya sengsara.
“Dan setelahnya, house yang lain berjaya dengan menjatuhkan houses yang lainnya,” kata Jokowi.
Namun, lanjut Jokowi, para Great House itu lupa bahwa dalam pertarungan mereka ada ancaman yang menghantui.
“Seorang evil winter yang ingin merusak dan meliputi seluruh dunia dengan es dan kehancuran,” ungkap Jokowi.