Demikian disampaikan pengamat politik dari Lembaga Kajian dan Analisa Sosial (LeKAS) Karnali Faisal mengatakan. "Ini memang tidak terlepas dari aktifnya Tim Sosial Media Prabowo-Sandi. Tapi jika lihat trendnya, tentu pengguna media sosial bukan tim Prabowo atau partai pendukungnya saja, para pengguna media sosial diluar tim juga ikut meramaikan tagar tersebut," ujar Karnali Faisal kepada Harian Terbit, Rabu (13/3/2019).
Karnali memaparkan, dalam konteks masyarakat era digital, fenomena #prabowothenextleader menunjukkan semakin menguatnya dukungan terhadap Prabowo-Sandi untuk menjadi presiden menggantikan Jokowi. Tagar #prabowothenextleader juga bukan satu hal yang tidak mungkin mencerminkan realitas politik yang bakal terjadi.
"Jangan lupa, peristiwa-peristiwa pergantian kepemimpinan di sejumlah negara juga ada yang diawali dari media sosial," ungkapnya.
Karnali mengakui, tagar prabowothenextleader memang bukan jaminan seseorang bakal menang di Pilpres. Namun putusan KPU juga tidak menentukan capres-cawaspes menjadi pemenang Pilpres. Karena pada dasarnya penentu kemenangan adalah rakyat yang sebagian di antaranya pengguna media sosial. Namun, bukan tidak mungkin fenomena tersebut akan menjadi realitas politik bagi pasangan Prabowo-Sandi di Pilpres 2019.
Seperti diketahui, hastag #PrabowoTheNextLeader di twitter menempati urutan ke 2 trending topic dunia dan urutan pertama trending topic Indonesia.
Popularitas
Sementara itu, Koordinator Gerakan Perubahan (Garpu) Muslim Arbi mengatakan, hastag #prabowothenextleader yang berada di urutan kedua di Twitter sangat tepat dan bisa merangkak sebagai trending topic. Ada beberapa hal yang membuat #prabowothenextleader menjadi trending topic. Pertama, dukungan terhadap Probowo sebagai presiden pada pilpres 17 April mendatang tak terbantahkan.
"Dukungan terhadap Prabowo itu real baik di medsos maupun di lapangan saat kunjungan di berbagai daerah. Dan itu tentunya sangat dicermati oleh pengguna Twitter. Maka urutan kedua sebagai #Prabowothenextleader pantas," ujarnya.
Muslim menilai dengan #Prabowothenextleader menjadi trending topic maka agak sulit bagi Jokowi untuk mengejar elektabilitasnya. Kedua, melesatnya popularitas Prabowo sebagai the next leader terbantu dengan sikap-sikap blunder oleh paslon nomor urut 01. Karena saat ini belum memenuhi janji-janji yang diucapkan saat Pilpres 2014 dan janji-janji baru yang diyakini nitizen sulit dipenuhi.
Muslim memaparkan, meski Prabowo dihajar dengan isu-isu lama seperti soal pelanggaran HAM oleh Jenderal purnawirawan Agum Gumelar, tidak mempan lagi karena nitizen sudah tahu, Agum hanya cari panggung dan menjalankan misi-misi tertentu.
Ketiga, Prabowo diyakini netizen mampu membawa perbaikan dan perubahan atas nasib negeri ini lima tahun ke depan. Apalagi banyak kegagalan yang dilakukan oleh petahana selama 5 tahun ini. Keempat, ketika Prabowo bicara kemakmuran dengan upaya untuk selamatkan kekayaan alam untuk kemakmuran bagi bangsa.
Prabowo juga bicara soal kebocoran dan prilaku koruptif sejumlah kalangan. "Ini tepat bagi nitizen. Apalagi nasionalisme Prabowo menjadi oase di tengah serbuan kekuatan asing dan aseng," tegasnya.
Muslim mengungkapkan, Prabowo juga dianggap oleh Netizen bisa membawa harum nama Indonesia di kancah lobi internasional.
"Dari beberapa alasan di atas. Maka pantas hastag #prabowothenextleader hampir menjadi nyata jelang 17 April nanti. Apa yang ada di medsos itu fakta dan real dukungan terhadap Prabowo," paparnya.
Dihubungi terpisah, pengamat Media dan Politik dari Komunikonten, Institut Media Sosial dan Diplomasi, Hariqo Wibawa Satria mengatakan, tagar #prabowothenextleader yang trending di twitter isinya antara lain kemeriahan penyambutan Prabowo di Cianjur, Jawa Barat, Selasa (12/3/2019) dan Pekanbaru, Riau, Rabu (13/3/2019).
Sumatera secara keseluruhan, utamanya Riau memang dalam banyak survei dan prediksi akan dimenangi oleh pasangan nomor urut 02 Prabowo-Sandi.
Sumatera secara keseluruhan, utamanya Riau memang dalam banyak survei dan prediksi akan dimenangi oleh pasangan nomor urut 02 Prabowo-Sandi.
"Selain karena preferensi politik, sosok Ustadz Abdul Somad (UAS) dan Sandiaga Uno juga sangat berpengaruh. UAS dianggap mendukung Prabowo-Sandi meskipun yang bersangkutan tidak menyampaikan terbuka, sedang Sandiaga lahir di Rumbai, Riau," ujar Hariqo Wibawa Satria.
Namun, sambung Hariqo, yang perlu diingat adalah pengguna twitter semakin menurun, kalah jauh dari facebook, youtube, instagram, whatsapp bahkan line. Sehingga apapun yang trending di twitter belum bisa disebut mewakili pengguna medsos secara general atau umum. Di facebook dan whatsaap jika semakin jelas identitas lawan ngobrolnya semakin menjiwai topik yang dibicarakan
"Itu kekuatan whatsapp dan facebook. Sementara di twitter terlalu banyak akun anonim," paparnya. (ht)