Diceritakan oleh Ummul Mukminin Aisyah RA, Rasulullah SAW ketika memasuki sepuluh hari terakhir Ramadhan, Beliau mengencangkan ikat pinggang, menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya. Para ulama juga membagi bulan Ramadhan menjadi tiga fase yaitu fase sepuluh hari pertama Ramadhan sebagai fase rahmat, sepuluh hari pertengahan adalah fase maghfirah dan sepuluh hari terakhir adalah pembebasan dari api neraka (itqum Minannar).
Dari hadis di atas dapat disimpulkan bahwa Rasulullah memberi perhatian khusus di masa 10 hari terakhir Ramadhan ini. Beliau memaksimalkan segala bentuk ibadah dan amalan saleh.
Berikut adalah beberapa amalan yang dianjurkan oleh Rasulullah:
1. Qiyamul Lail
Amalan ini dianjurkan untuk dikerjakan di 10 hari terakhir Bulan Ramadhan. Qiyamul lail atau lebih dikenal dengan istilah salat malam. Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa salat malam pada bulan Ramadhan dengan keimanan dan mengharapkan pahala dari Allah, niscaya diampunilah dosa-dosanya yang telah lampau.” (Al Bukhari-Muslim)
2. Membaca Alquran (Tilawah)
Ramadhan adalah bulan menghidupkan Alquran Karena di bulan inilah Allah menurunkan pertama kali ayat Alquran. Sebagaimana firman Allah: “Bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil). Karena itu, barang siapa di antara kamu hadir (di negeri tempat inggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur” (QS. Al Baqarah: 185)
Membaca Quran di bulan Ramadhan sangat ditekankan Rasulullah. Salah satu keutamaan orang yang membaca Quran di Bulan Ramadhan adalah dilipatgandakan pahalanya. Jika 1 huruf dihanjar 10 kebaikan (rahmat) dari Allah, maka pada bulan Ramadhan, ganjarannya bisa sampai 700 kali lipat.
3. I’tikaf atau Berdiam Diri di Masjid
I’tikaf artinya berdiam diri, yakni tetap di atas sesuatu. Sedangkan menurut syara’ ialah berdiam diri di masjid sebagai ibadah yang disunahkan untuk dikerjakan setiap waktu, lebih diutamakan pada bulan Ramadhan, khususnya pada hari kesepuluh yang terakhir, untuk mengharapkan datangnya (turunnya) lailatul qadar.
Sebagaimana hadis Nabi dari Aisyah, ia berkata: “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beri’tikaf pada sepuluh hari yang akhir dari Ramadhan hingga wafatnya, kemudian isteri-isteri beliau pun beri’tikaf setelah kepergian beliau.” (Al-Bukhari Muslim)
Sahabat Anas RA mengatakan bahwa ia mendengar Nabi SAW bersabda: “Siapa yang beri’tikaf sehari karena mengharapkan keridhoan Allah Swt, maka Allah akan menjadikan tiga parit yang menghalanginya dari neraka. Setiap parit lebarnya melebihi dua ufuk langit,” (HR Thabrani dalam Ausath, Al-Baihaqi dan Hakim beliau mengatakan isnadnya shahih)
4. Bertaubat dan Memperbanyak Istighfar
Rasulullah SAW adalah orang yang paling banyak beristighfar dan bertaubat kepada Allah. Meskipun terpelihara dari dosa, Beliau adalah orang yang paling banyak mengucapkan istighfar.
Bulan Ramadhan adalah momentum untuk bertaubat dan menghidupkan istighfar. Nabi SAW bersabda: “Wahai sekalian manusia. Taubatlah (beristigfar) kepada Allah karena aku selalu bertaubat kepada-Nya dalam sehari sebanyak 100 kali.” (HR. Muslim)
Bertaubat dan memperbanyak bacaan istighfar (astaghfirullah) merupakan amal yang dicintai Allah dan Rasul-Nya. Sebagaimana firman Allah: “Katakanlah, Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,” (QS. Az Zumar: 53).
Ibnu Katsir mengatakan, ayat mulia ini berisi seruan kepada setiap orang yang berbuat maksiat baik kekafiran dan lainnya untuk segera bertaubat kepada Allah. Ayat ini mengabarkan bahwa Allah akan mengampuni seluruh dosa bagi siapa yang ingin bertaubat dari dosa-dosa tersebut, walaupun dosa tersebut amat banyak, bagai buih di lautan,” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, Ibnu Katsir, 12/138-139, Muassasah Qurthubah).
5. Memperbanyak Doa
Doa merupakan intinya ibadah dan senjata kaum mukmin. Keutamaan berdoa telah dijelaskan dalam Alquran. “Dan apabila bamba-bamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintab)-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al-Baqarah: 186)
Rasulullah SAW apabila memasuki 10 hari terakhir bulan Ramadhan beliau menganjurkan umatnya memperbanyak doa ini sebagaimana dalam hadis Beliau. Dari Aisyah, beliau berkata: “Saya berkata: “Wahai Rasulullah, apa pendapatmu jika aku mengetahui bahwa malam ini adalah lailatul qadar, apa yang harus aku kerjakan? Nabi bersabda: “Ucapkanlah: “Allahumma innaka afuwwun tuhibbul afwa fa’fu ‘anni.” (Ya Allah, Engkau Dzat Pengampun, Engkau mencintai orang yang meminta maaf, maka ampunilah saya.” (HR Ahmad)
6. Umrah
Umrah merupakan amalan yang sangat mulia karena di dalamnya terdapat keutamaan dan pahala besar. Apalagi jika dikerjakan di bulan Ramadhan. Rasulullah SAW bersabda: “Umrah di bulan Ramadhan sebanding dengan haji. Dalam riwayat lain, sebanding dengan haji bersamaku,” (HR Al-Bukhari)
Hadis ini menyimpulkan bahwa ibadah umrah di bulan Ramadhan sangat ditekankan Nabi. Terlebih di dalamnya terdapat anjuran yang agung dengan disebutkan sebanding dengan haji bersama Rasulullah SAW.
7. Bersedekah dan Membantu Sesama
Rasulullah SAW mensifati Bulan Ramadhan dengan Syahr Muwasah, bulan untuk saling membantu sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah dalam Shahihnya. “Mencari-cari dan memperhatikan fakir miskin dan memenuhi kebutuhan orang yang membutuhkan orang yang membutuhkan adalah ketaatan yang paling utama dan kebaikan yang paling indah.”
Di dalam hadis lain dikatakan:“Amalan yang paling dicintai oleh Allah SWT adalah kebahagiaan yang engkau masukkan ke dalam hati seorang muslim, atau engkau menyingkirkan darinya kesusahanya, atau engkau mengusir rasa lapar darinya, atau engkau melunasi hutangnya.” (HR At-Thabrani)
8. Berusaha Mendapatkan Lailatul Qodar
Nabi SAW ketika memasuki 10 hari terakhir Ramadhan memerintahkan umatnya untuk mencari lailatul qadar. Beliau bersabda: “Carilah malam Lailatul Qodar di sepuluh malam terakhir dari Ramadhan.” (HR Al-Bukhari-Muslim)
Cara mendapatkannya yaitu dengan bersemangat memakmurkan sepuluh malam terakhir dengan ibadah semaksimal mungkin. Di antaranya, menghidupkan salat tarawih di masjid, mengerjakan qiyamul lail, membaca Alquran. Tidak melalaikan salat Isya dan salat shubuh berjamaah. Melazimi zikir-zikir, doa-doa dan tadabbur Quran.