"Korban meninggal jatuh bukan di arena demo damai, yang penting itu, korban meninggal itu bukan akibat benturan saat demo damai," tegas Wiranto di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu, 12 Juni 2019.
Wiranto menjelaskan demonstrasi massa penolak pemilu yang berlangsung di depan Gedung Bawaslu berlangsung damai. Demonstran dan aparat keamanan bahkan berbuka puasa bersama.
Massa pun cukup kooperatif selama aksi. Petugas dan massa juga menunaikan ibadah salat bersama.
"Bagus sekali. Tapi, masalah timbul tatkala demo itu menjadi kaum perusuh, yang menyerang petugas, itu pun tidak ada korban jiwa," kata dia.
Korban jiwa, kata Wiranto, jatuh saat penyerangan sejumlah perusuh ke Asrama Polisi, Petamburan. Polisi pun mendalami kematian para korban tersebut.
"Siapa yang menembak, tembakan dari mana. Sangat boleh jadi tembakan itu muncul dari yang tidak bertuan, karena malam hari menyerang seperti itu," kata Wiranto.
Saat penyerangan di Asrama Polisi Petamburan, aparat kepolisian menggunakan peluru karet saat mengurai massa. Wiranto menilai wajar jika polisi melakukan perlawanan terhadap serangan itu.
"Yang menyerang bukan demonstran, yang menyerang itu perusuh. Ingat ini dulu, kita dudukkan permasalahan supaya tidak simpang siur," kata Wiranto. [md]